Daftar Blog

Laman

Jumat, 24 Desember 2010

Sejarah Antibiotik


Antibiotik pertama (penisilin) ditemukan pada tahun 1928 oleh Alexander Fleming, seorang ahli mikrobiologi dari Inggris. Tahun 1930-an, penisilin mulai diresepkan untuk mengobati penyakit-penyakit infeksi. Sebelum antibiotik ditemukan, banyak infeksi yang tidak bisa disembuhkan dan menyebabkan kematian. Namun sejak penisilin ditemukan, jutaan penderita infeksi di seluruh dunia, bisa diselamatkan nyawanya. Begitu hebatnya antibiotik, sehingga sejak tahun 1944 – 1972, rata-rata harapan hidup manusia meningkat delapan tahun. 1
Antibiotik, seperti yang kita ketahui saat ini ternyata berasal dari bakteri yang dilemahkan, tidak ada yang menduga bahwa bakteri lemah tersebut mampu membunuh bakteri lain yang berkembang dalam tubuh makhluk hidup.  Antibiotik  adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat pertumbuhan ataupun membunuh mikroba lain.2
Namun seiring berjalannya waktu, satu demi satu bakteri mulai kebal terhadap antibiotik.  Tahun 1950-an, telah muncul jenis bakteri baru yang tidak lagi bisa dilawan dengan penisilin. Untungnya, para ilmuwan terus-menerus melakukan penelitian.  Untuk sementara waktu, dunia masih boleh bergembira karena para ilmuwan berhasil menemukan antibiotik - antibiotik baru.
Antara tahun 1950 – 1960-an, jenis bakteri yang resisten masih belum mengkhawatirkan, karena penemuan antibiotik baru masih bisa membasminya. Namun sejak akhir 1960-an, tidak ada lagi penemuan baru yang bisa diandalkan. Baru pada tahun 1999, ilmuwan berhasil mengembangkan antibiotik baru. Itu pun harus adu cepat dengan semakin banyaknya bakteri-bakteri super yang kebal antibiotik. 1
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotik dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya.  Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotik yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas.  Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Antibiotik oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotik intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik kadangkala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep. 3
Istilah antibiotik muncul pada literatur mikrobiologi awal tahun 1928.  Menurut Selman Waksman, antibiotik adalah substansi kimia yang diperoleh dari mikroorganisme, dalam larutan encer mereka mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan dan membinasakan mikroba lain.
Pada tahun 1929, Fleming mengamati substansi bakteri-ostatik yang dihasilkan jamur Penicillium notatum dan diberi nama Penicillin. Sejak itu penisilin dikenal dan diketahui dapat diproduksi oleh berbaga jamur. Namun karena kurang stabil terutamabio-aktivitasnya akan hilang bila diuapkan sampai kering, maka penisilin kemudian ditinggalkan. Sekitar tahun 1939, Florey dan kawan-kawan melakukan percobaan kembali terhadap kemungkinan penggunaan penisilin Fleming untuk terapi. Tahun 1940, Chain dan kawan-kawan juga melakukan penelitian penisilin, mereka membiakkan organisme Fleming dan pada waktu ekstraksi dikontrol pada temperatur rendah; akhirnya mereka mampu memekatkan penisilin sampai 1000 kali, serta dapat menghasilkan garam penisilin berbentuk bubuk kering yang mempunyai stabilitas baik terutama bila disimpan. Hasil ini merupakan kemajuan besar dalam perkembangan produksi antibiotik terutama penisilin dan merupakan tonggak sejarah manusia dalam memerangi penyakit infeksi.
Pada waktu yang hampir sama, di Rockefeller Institute for Medical Research New York. Dubos menemukan antibiotik komplek tyrothricin yang diproduksi oleh bakteri tanah Baccilus brevis. Selanjutnya Dubos, Waksman dan Woodruff menemukan aktinomisin yang diperoleh dari biakan aktinomisetes. Pada tahun 1944 Selman Waksman menemukan streptomisin yang merupakan salah satu antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces anggota dari aktinomisetes. Streptomisin merupakan anti tuberkulosis yang mujarab.perkembangan ini merangsang penelitian lebih lanjut terhadap genus streptomises dalam usaha mencari mikroorganisme penghasil antibiotik. Sejak itu aktinomisetes terutama streptomises menjadi gudang utama untuk memperoleh antibiotik baru. Di berbagai lembaga penelitian dilakukan pencarian antibiotik dari berbagai tipe mikroorganisme terutama aktinomisetes dan telah berhasil mendapatkan antibiotik baru. Pada tahun 1945 telah ditemukan basitrasin yang dihasilkan oleh Bacillus, diikuti khloramfenikol oleh Strepto-myces venezuelae dan polimiksin oleh B. polymyxa pada tahun 1947, khlortetrasiklin oleh S. aureofaciens pada tahun 1948 dan neomisin oleh S. fradiae tahun 1949, oksitetrasiklin 1950 dan eritromisin 1952, keduanya dihasilkan oleh Streptomyces. Kanamisin ditemukan oleh Umezawa dan koleganya tahun 1957 dari biakan streptomyces. Semua ini merupakan antibiotik yang sangat penting dan sampai saat ini masih diperhitungkan sebagai salah satu antibiotik untuk melawan infeksi.
Pada tahun enam puluhan, penemuan antibiotik agak berkurang tetapi usaha penemuan dilakukan untuk aplikasi yang lebih luas yaitu untuk mencari antifungal, anti mikoplasmal, anti spirochetal, anti protozoal, anti tumor, anti virus, dan antibiotik untuk penggunaan non-medis. Pada dekade ini problem resistensi bakteri terhadap antibiotik mulai muncul dan telah berkembang, sehingga memacu mencari antibiotik baru atau derivat antibiotik yang telah dikenal untuk menggantikan antibiotik yang sudah ada. 4


DAFTAR PUSTAKA

1.         Nurrachmi. 2009 Waspada Ancaman Baru:Bakteri Super”. e-mail: Nurrachmi @yahoo.com di akses 14 Mei 2009
2.         Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip - Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC ; Jakarta  
3.        Schwartz.Shires.Specer “ Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu bedah Ed 6”Buku kedokterean EGC 1995 Jakarta 47. 
3.         Wikipedia  2009 Antibiotik http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotik diakses 14 Mei 2009

BIOLOGI HATI & KANDUNGAN EMPEDU

DEFINISI
Hati dan kandung empedu terletak di perut kanan bagian atas, dan keduanya dihubungkan oleh suatu saluran yang dikenal sebagai duktus biliaris (saluran empedu). Meskipun memiliki saluran penghubung dan keduanya berperan dalam fungsi yang sama, tetapi hati dan kandung sangat berbeda satu sama lain.

Hati berbentuk seperti baji dan merupakan pabrik kimia pada tubuh manusia. Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital, mulai dari mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh sampai menghasilkan zat-zat pembekuan darah. Kandung empedu berbentuk seperti buah pir dan merupakan tempat penyimpanan empedu (cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati).



HATI

Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Salah satu fungsi utamanya adalah menghancurkan zat-zat yang berbahaya yang diserap dari usus atau dibuat di bagian tubuh lainnya, kemudian membuangnya sebagai zat yang tidak berbahaya ke dalam empedu atau darah. Zat di dalam empedu ini masuk ke dalam usus lalu dibuang melalui tinja. Zat di dalam darah disaring oleh ginjal dan dibuang melalui air kemih.

Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan bagian penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk hormon estrogen, testosteron dan hormon adrenal).

Hati juga merubah zat-zat di dalam makanan menjadi protein, lemak dan karbohidrat. Gula disimpan di dalam hati sebagai glikogen dan kemudian dipecah serta dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai glukosa, sesuai dengan kebutuhan tubuh (misalnya ketika kadar gula darah terlalu rendah).

Fungsi lainnya dari hati adalah membuat berbagai senyawa penting, terutama protein, yang digunakan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Salah satu senyawa yang dihasilkan, diperlukan dalam proses pembekuan darah ketika terjadi perdarahan. Senyawa ini dikenal sebagai faktor pembekuan.

Hati menerima darah dari usus dan jantung. Pembuluh darah kecil (kapiler) di dinding usus mengalirkan darahnya ke dalam vena porta, yang akan masuk ke dalam hati. Selanjutnya darah mengalir melalui saluran-saluran kecil di dalam hati, dimana zat gizi yang dicerna dan berbagai zat yang berbahaya diproses. Arteri hepatika membawa darah dari hati ke jantung. Darah ini membawa oksigen untuk jaringan hati, kolesterol dan zat lainnya. Darah dari usus dan jantung kemudian bercampur dan mengalir kembali ke dalam jantung melalui vena hepatika.

Kelainan fungsi hati bisa digolongkan ke dalam 2 kelompok utama:
  • Kelainan yang disebabkan oleh gangguan fungsi sel-sel di dalam hati (misalnya sirosis atau hepatitis)
  • Kelainan yang disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran empedu dari hati melalui saluran empedu (misalnya batu empedu atau kanker).


KANDUNG EMPEDU

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi, yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.

Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju ke usus halus. Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.

Empedu terdiri dari:
- garam-garam empedu
- elektrolit
- pigmen empedu (misalnya bilirubin)
- kolesterol
- lemak.

Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu. Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.

Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung empedu, dan menyebabkan nyeri (kolik bilier) atau peradangan kandung empedu (kolesistitis). Batu juga bisa berpindah dari kandung empedu ke dalam saluran empedu, sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus. Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor.

Sabtu, 18 Desember 2010

HORMON & SISTEM ENDOKRIN

DEFINISI
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.


KELENJAR ENDOKRIN

Organ utama dari sistem endokrin adalah:
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.

Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya.

Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.

Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
  • Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak
  • Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
  • Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

sistem endokrin


HORMON

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
  • Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual
  • Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
  • Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein, serta lemak di seluruh tubuh.


PENGENDALIAN ENDOKRIN

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada di bawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti. 


DIABETES MELITUS

DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi progresif setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif.

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, merupakan zat utama yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat. Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Pada saat melakukan aktivitas fisik kadar gula darah juga bisa menurun karena otot menggunakan glukosa untuk energi.


PENYEBAB
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin. 




Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun.

Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (mungkin berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik. Pada diabetes tipe I, 90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin, NIDDM), pankreas tetap menghasilkan insulin, terkadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif. Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun. Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,, 80-90% penderita mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan.

Penyebab diabetes lainnya adalah:
  • Kadar kortikosteroid yang tinggi,
  • Kehamilan (diabetes gestasional),
  • Obat-obatan, dan
  • Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

GEJALA
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai di atas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual, dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olahraga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan. Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan. Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum.

Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).

Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah, dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernapasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau napas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.

Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakann atau penyakit yang serius.

Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala semala beberapa tahun. Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres, misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang, dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.


KOMPLIKASI
Lama-lama peningkatan kadar gula darah bisa merusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Terbentuk zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi yang jelek melalui pembuluh darah besar dan kecil bisa melukai jantung, otak, tungkai, mata, ginjal, saraf, dan kulit, dan memperlambat penyembuhan luka.

Karena hal tersebut di atas, maka penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang yang serius, yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan (retinopati diabetikum. Kelainan fungsi ginjal menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani dialisa.

Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai, dan kaki, mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.

Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat, dengan mengontrol kadar gula darah.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes



DIAGNOSA
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi.

Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan. Pada usia di atas 65 tahun, paling baik jika pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa karena setelah makan, usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.

Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil. Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa. Lalu penderita meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa dan 2-3 jam kemudian contoh darah diambil lagi untuk diperiksa.


PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang.

Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olahraga, dan diet. Seseorang yang obesitas yang menderita diabetes tipe II tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolahraga secara teratur. Tetapi kebanyakan penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olahraga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik per-oral.

Pengaturan diet sangat penting. Biasanya penderita tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Penderita diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olahraga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi. Mereka juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki dan kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.


Terapi sulih insulin
Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian. Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah dalam penentuan dosisnya.

Insulin disuntikkan di bawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda:
  1. Insulin kerja cepat.
    Contohnya adalah insulin reguler yang bekerja paling cepat dan paling sebentar. Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
    Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
  2. Insulin kerja sedang.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan. Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam. Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
  3. Insulin kerja lama.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan. Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.
Sediaan insulin stabil dalam suhu ruangan selama berbulan-bulan sehingga bisa dibawa kemana-mana.

Pemilihan insulin yang akan digunakan tergantung kepada:
  • Keinginan penderita untuk mengontrol diabetesnya,
  • Keinginan penderita untuk memantau kadar gula darah dan menyesuaikan dosisnya,
  • Aktivitas harian penderita,
  • Kecekatan penderita dalam mempelajari dan memahami penyakitnya, dan
  • Kestabilan kadar gula darah sepanjang hari dan dari hari ke hari.
Sediaan yang paling mudah digunakan adalah suntikan sehari sekali dari insulin kerja sedang. Tetapi sediaan ini memberikan kontrol gula darah yang paling minimal. Kontrol yang lebih ketat bisa diperoleh dengan menggabungkan 2 jenis insulin, yaitu insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang. Suntikan kedua diberikan pada saat makan malam atau ketika hendak tidur malam.

Kontrol yang paling ketat diperoleh dengan menyuntikkan insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang pada pagi dan malam hari disertai suntikan insulin kerja cepat tambahan pada siang hari.

Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olahraga, dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga.

Beberapa penderita mengalami resistensi terhadap insulin. Insulin tidak sepenuhnya sama dengan insulin yang dihasilkan oleh tubuh, karena itu tubuh bisa membentuk antibodi terhadap insulin pengganti. Antibodi ini mempengaruhi aktivitas insulin sehingga penderita dengan resistansi terhadap insulin harus meningkatkan dosisnya.

Penyuntikan insulin dapat mempengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya pada tempat suntikan. Kadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal, dan pembengkakan, di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam. Suntikan sering menyebabkan terbentuknya endapan lemak (sehingga kulit tampak berbenjol-benjol) atau merusak lemak (sehingga kulit berlekuk-lekuk). Komplikasi tersebut bisa dicegah dengan cara mengganti tempat penyuntikan dan mengganti jenis insulin. Pada pemakaian insulin manusia sintetis jarang terjadi resistensi dan alergi.


Obat-obat hipoglikemik per-oral
Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah; glipizid, gliburid, tolbutamid, dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.

Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.

Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan olahraga gagal menurunkan kadar gula darah secara adekuat. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.


Pemantauan pengobatan
Pemantauan kadar gula darah merupakan bagian yang penting dari pengobatan diabetes. Adanya glukosa bisa diketahui dari air kemih; tetap pemerisaan air kemih bukan merupakan cara yang baik untuk memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis pengobatan. Saat ini kadar gula darah dapat diukur sendiri dengan mudah oleh penderita di rumah.

Penderita diabetes harus mencatat kadar gula darah mereka dan melaporkannya kepada dokter agar dosis insulin atau obat hipoglikemiknya dapat disesuaikan.


Mengatasi komplikasi
Insulin maupun obat hipoglikemik per-oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan.

Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati. Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan, dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala.

Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula. Karena itu penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula, atau tablet glukosa, untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan, atau makanan manis lainnya.

Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.

Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:
  • Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba
  • Sakit kepala
  • Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba
  • Badan gemetaran
  • Berkeringat
  • Bingung
  • Penurunan kesadaran, koma.
Ketoasidosis diabetikum merupakan suatu keadaan darurat. Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma dan kematian.

Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif. Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan.

Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton, dan elektrolit darah, diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan. Contoh darah arteri diambil untuk mengetahui keasamannya. Pengendalian kadar gula darah dan penggantian elektrolit biasanya bisa mengembalikan keseimbangan asam basa, tetapi kadang perlu diberikan pengobatan tambahan untuk mengoreksi keasaman darah. 



Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum. Diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.

Jika kadar gula darah tidak terkontrol, sebagian besar komplikasi jangka panjang berkembang secara progresif. Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.
 

CUSHING'S SYNDROME

DEFINISI
Pada sindrom cushing, kadar kortikosteroid berlebihan, biasanya dari produksi berlebihan pada kelenjar adrenal.

  • Sindrom cushing biasanya diakibatkan dari tumor yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan kortikosteroid berlebihan.
  • Orang dengan sindrom cushing biasanya menghasilkan lemak berlebihan melalui torso dan mempunyai bentuk wajah yang besar.
  • Dokter mengukur kadar kortisol untuk mengenali sindrom cushing.
  • Operasi atau terapi radiasi seringkali dibutuhkan untuk mengangkat sebuah tumor.
Kelenjar adrenalin bisa memproduksi kortikosteropid secara berlebihan diakibatkan masalah pada kelenjar adrenalin atau diakibatkan terlalu banyak rangsangan dari kelenjar pituitary. Ketidaknormalan pada kelenjar pituitary, seperti sebuah tumor, bisa menyebabkan pituitary menghasilkan kortikotropin dalam jumlah besar, hormon yang mengendalikan produksi kortikosteroid dari kelenjar adrenalin.

Tumor di luar kelenjar pituitary, seperti kanker sel kecil paru-paru, bisa menghasilkan kortikotropin dengan baik (sebuah kondisi yang disebut sindrom kortikotropin ectopic). Kortikotropin bisa juga dihasilkan oleh sebuah tumor yang disebut carcinoid, yang bisa terjadi hampir di seluruh bagian di dalam tubuh.

PENYEBAB
Kadangkala tumor yang tidak bersifat kanker (adenoma) terjadi pada kelenjar adrenalin, yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan kortikosteroid secara berlebihan. Adrenal adenomas sangat umum. Setengah orang mengalaminya pada usia 70. Hanya bagian kecil pada adenomas menghasilkan hormon berlebihan, meskipun begitu tumor yang tidak bersifat kanker pada kelenjar adrenalin sangat langka.

Sindrom cushing bisa terjadi juga pada orang yang harus menggunakan kortikosteroid dosis tinggi karena keadaan medis serius. Mereka yang harus mengggunakan dosis tinggi memiliki gejala yang sama dengan mereka yang menghasilkan terlalu banyak hormon tersebut. Gejala-gejalanya bisa kadangkala terjadi bahkan jika kortikosteroid dihirup, seperti untuk asma, atau digunakan khususnya untuk sebuah kondisi kulit.


GEJALA
Kortikosteroid berubah-ubah banyaknya dan didistribusikan ke lemak tubuh. Lemak tubuh terbentuk melaui torso dan kemungkinan nyata sekali diatas punggung. Seseorang dengan sindrom cushing biasanya memiliki muka yang besar, (muka bulan). Tangan dan kaki biasanya ramping pada bagian batang yang menebal. Otot kehilangan kekuatannya, dan menjadi lemah. Kulit menjadi tipis, mudah memar, kurang sembuh dengan baik ketika memar atau luka. Lapisan warna ungu yang terlihat seperti tanda kerutan bisa terbentuk diatas perut. Orang dengan sindrom cushing cenderung mudah lelah.

Kadar kortikosteroid tinggi setiap waktu meningkatkan tekanan darah, melemahkan tulang (osteoporosis), dan mengurangi perlawana terhadap infeksi. Resiko terbentuknya batu ginjal dan diabetes meningkat, dan gangguan mental, termasuk depresi dan halusinasi, bisa terjadi. Wanita biasanya memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Anak dengan sindrom cushing lambat bertumbuh dan tetap pandek. Pada beberapa orang, kelenjar adrenal juga menghasilkan androgen dalam jumlah besar (testosteron dan hormon sejenisnya), menyebabkan peningkatan muka dan rambut tubuh pada wanita dan kebotakan. 


DIAGNOSA
Apakah sindrom nelson ?
Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya telah diangkat sebagai pengobatan untuk penyakit cushing bisa membentuk sindrom nelson. Pada gangguan ini, tumor pituitary terbentuk, menghasilkan kortikotropin dalam jumlah besar dan hormon lainnya yang merangsang melanocytes, menyebabkan kulit kehitaman. Tumor pituitary yang membesar bisa menekan struktur sekitar otak, menyebabkan sakit kepala dan kerusakan penglihatan. Beberapa ahli meyakini bahwa tekanan ini kemungkinan dapat dicegah, setidaknya pada beberapa orang, dengan terapi radiasi pada kelenjar pituitary. Bila perlu, sindrom nelson bisa diobati dengan terapi radiasi atau operasi pengangkatan kelenjar pituitary.
Ketika dokter menduga sindrom cushing, mereka mengukur kadar kortisol, hormon utama kortikosteroid, pada darah. Secara normal, kadar kortisol tinggi pada pagi hari dan rendah pada malam hari. Pada orang yang memiliki sindrom cushing, kadar kortisol sangat tinggi setiap hari.

Jika kadar kortisol tinggi, dokter bisa menganjurkan tes suppression deksametason. Deksametason menekan kelenjar pituitary dan harus menyebabkan tekanan pada pengeluaran kortisol dengan kelenjar adrenalin. Jika sindrom cushing disebabkan oleh terlalu banyak rangsangan pituitary, kadar kortisol akan jatuh ke beberapa perluasan, meskipun tidak sebanyak pada orang yang tidak memiliki sindrom cushing. Jika sindrom cushing mempunyai penyebab lain, kadar kortisol akan tetap tinggi. Kadar kortikotropin yang tinggi lebih lanjut menyebabkan rangsangan berlebihan pada kelenjar adrenalin.

Tes imaging kemungkinan dibutuhkan untuk memastikan penyebab pasti, termasuk sebuah computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) scan pada pituitary atau kelenjar adrenalin dan sebuah sinar-X dada atau CT scan pada paru-paru. Meskipun begitu, tes-tes ini bisa kadangkala gagal untuk menemukan tumor. Ketika produksi berlebihan pada kortikotropin dinyatakan sebagai penyebab, contoh darah kemungkinan diambil dari pembuluh yang mengeringkan pituitary untuk melihat jika hal tersebut adalah sumber.


PENGOBATAN
Pengobatan bergantung pada apakah masalah pada kelenjar adrenal, kelenjar pituitary, atau daerah lain. Operasi atau terapi radiasi kemungkinan dibutuhkan untuk mengangkat atau menghancurkan tumor pituitary. Tumor pada kelenjar adrenalin (biasanya adenomas) bisa seringkali bisa diangkat dengan cara operasi. Kedua kelenjar adrenalin bisa diangkat jika pengobatan ini tidak efektif atau jika tidak terdapat tumor.

Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya diangkat, dan banyak orang yang memiliki bagian pada kelenjar adrenalinnya diangkat, harus menggunakan kortikosteroid untuk hidup. Tumor diluar pituitary dan kelenjar adrenalin yang mengeluarkan hormon berlebihan biasanya diangkat dengan cara operasi. Obat-obatan tertentu, seperti metyrapone atau ketoconazole, bisa menurunkan kadar kortisol dan bisa digunakan ketika menunggu pengobatan yang lebih pasti seperti operasi. 

Jumat, 17 Desember 2010

Sejarah Toksikologi

Zaman Purbakala :
Toksikologi, dalam bentuknya yang khusus dan sederhana, telah menjadi satu bagian yang bersangkutan paut dengan sejarah manusia   Manusia-manusia purbakala dahulu sadar benar mengenai bahaya keracunan dari bisa-bisa binatang dan tumbuh-tumbuhan beracun. Pengetahuan-pengetahuannya digunakan untuk berburu, untuk lebih effektif berperang dan mungkin untuk menyingkirkan kelompok-kelompok kecil yang tidak diinginkan dari masyrakat yang masih sederhana.
  • Papyrus Eber barangkali merupakan medical record yang pertama (1500 S.M) yang berisi informasi yang meluas sampai berabad-abad kebelakang. Lebih dari 800 resep yang diberikan, beberapa diantaranya mengenai racun yang dikenal. Untuk contoh, orang menjumpai mengenai beracun yang belakangan dikenal sebagai racun dari Greek, Aconite, suatu racun anak panah dari Cina purbakala, Opium. dipakai sebagai racun dan anti dotum dan logam-logam seperti timah. tembaga antimony. Disana juga ada satu petunjuk mengenai tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat yang dikenal serumpun dengan digitalis dan alkaloid Belladonna.
  • Hippocrates, ketika memperkenalkan pengobatan yang layak sekitar 400 SM menambahkan sejumlah racun-racun. Selanjutnya dia menuliskan pelajaranpelajaran yang bisa dipertimbangkan sebagai dasar-dasar sederhana dari Toksikologi, dalam bentuk usaha-usaha untuk mengawasi absorpsi bahanbahan beracun dalam pengobatan dan dosis berlebihan.
  • Dalam Dongeng dan Kepustakaan Greek Kuno, orang mendapati beberapa rujukan-rujukan mengenai racun dan pemakaianny, dan selama periode ini mulai timbul perlakuan professional pertama. Untuk contoh : Theophratus (370-286 S.M), seorang murid Aristoteles memasukkan sejumlah besar rujukan-rujukan mengenai tumbuh-tumbuhan beracun dalam De Historia Plantarum.
  • Dioscorides, seorang ahli fisika Greek di kekaisaran Nero membuat usaha pertama menggolongkan racun-racun yang disertai oleh uraian-uraian dan gambaran-gambarannya. Pemisahan kedalam raun-racun tumbuh-tumbuhan. binatang dan mineral yang dia gunakan, tidak Baja menjadi standard selama 16 abad, tetapi sampai sekarang masih merupakan penggolongan yang  cocok. Dioscorides juga menggunakan penceburan-penceburan dalam
    pengobatan, mengenali penggunaan emetika dalam keracunan dan menggunakan bahan pembakar atau mangkok gelas dalam hal digigit ular.
Keracunan dengan toxin tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah hal yangsangat biasa. Barangkali penerima racun yang cukup baik diketahui adalahdigunakan sebagai satu cara eksekusi Socrates (470-399) meskipun dia termasukkalangan terhormat. Bunuh diri yang tepat atas dasar sukarela juga menggunakan pengetahuan toksikologi. Demosthenes (385-322 SM.) yang menyembunyikan racun dalam penanya, merupakan satu dari beberapa contoh-contoh. Cleopatra (69 -30SM), dia mengizinkan penggunaan pengetahuan toksikologi sederhana dan alamiahsebagai cara yang lebih beradab untuk pengganti ular beracun.
  • Orang-orang Romawi juga banyak menggunakan racun-racun, sering terkait dengan masalah politik. Banyak dongeng-dongeng yang muncul mengenai kepintaran-kepintaran ahli-ahli racun bahaya-bahaya pekerjaan yang terkait dengan politik. Dongeng seperti itu menceritakan mengenai King Mithridates VI dari Pontus dengan sejumlah percobaan-percobaannya atas narapidananarapidana akhirnya menemukan satu anti datum untuk setiap bisa reptil dan setiap-setiap zat-zat beracun (Guthrie, 1964). Dia sendiri sebenarnya begitu takut terhadap racun-racun sehingga dia secara teratur memakan suatu campuran 36 ramu-ramuan sebagai perlindungan terhadap usaha pembunuhan (Laporan Galen 54). Pada saat dia akan ditangkap oleh musuhmusuhnya, dia segera berusaha bunuh diri dengan racun tetapi gagal, sebab keberhaislan ramu-ramuan yang dimakan sebelumnya, dan akhirnya dia dipaksa bunuh diri dengan menggunakan pedang yang dipegang oleh seorang pelayan. Dari cerita ini muncul istilah Mithridatik yang merujuk ke suatu anti datum atau campuran pelindung. Lain-lain istilah dari greek, Theriac juga telah menjadi sinonim untuk anti dotum Ileskipun kata-kata ini berasal dari satu risalat puisi oleh Nicander dari Colophn 204 -135 3M) dengan judul Theriaca yang berkaitan dengan binatang-binatang beracun. Sajak yang lain " Alexi Phannaca" adalah mengenai anti dotum. 
Pencarian mengenai takaran-takaran antidotum atau bahan-bahan kimianya tetap merupakan satu keasyikan selama berabad-abad. Sebagai tambahan keistilahistilah yang diberikan di atas, istilah lain juga diterapkan seperti Alexteria Dan Bezo Ardika, yang belakangan merujuk ke batu-batu yang didapati dalam kandung empedu kambing. Praktek kedokteran sebagian besar berdasarkan atas satu anti diting dari penyakit dan uraian-uraian dari agent-agent pengobatan juga digolongkan demikian. Untuk contoh, satu pelopor permulaan yang termasyur mengenai Farmakologi modern adalah Anti Dotarum of Nicholaus. Tidak sampai abad 17 satu komisi yang diangkat oleh Pope ke matthiolus membuka cakrawala ke pencarian anti dota specifica. Di Roma, keracunan terlihat mengambil tanda khas epidemi, yang menyusahkan masyrakat pada abad ke 4 SM seperti yang diterangkan oleh Livy.
Skala besar keracunan ini berlanjut terus sampai 82 SM ketika Sulla mengeluarkan Lex Cornelia. Ini tampil sebagai hokum pertama mengenai racun dan belakangan menjadi undangan-undang yang ditujukan kepada penyalur obat-obat yang kurang hati-hati. Sejarah dari racun-racun dan  penggunaannya adalah dasar dari diagnosis pada jaman dulu yang menghibur orang seperti yang diterangkan oleh Meek dalam karangannya berjudul The Gentle Art of Poisoning dan dalam satu buku oleh Thomson berjudul Poison and Poisoners (1931). Meskipun kebanyakan racun-racun yang dipakai waktu itu berasal dari sayur-sayuraran, sulfida dari ARSEN dan asamARSENIK diketahui sudah digunakan. Telah dipastikan bahwa Arsen adalah racun yang digunakan oleh Claudius untuk membunuh Agrippina guna menjadikan Nero sebagai penguasa Roma. Kepastian ini didukung oleh pemakaian yang belakangan dari bahan yang sama oleh Nero untuk meracuni Britannicus, anak Claudius. Perbuatan pengecut itu dilaksanakan atas arahan Locusta, ahli racun yang terkait
keluarga. 

Campuran antara kenyataan dan dongeng sekitar pembunuhan itumenggambarkan kejadian-kejadiannya dari waktu ke waktu. Mula-mula usaha untukmeracuni Britanicus gagal, tetapi penderitaan yang dilaporkan membuktikan semuasistim-sistim dari keracunan Arsen. Kegagalan ini menimbulkan kecurigaan ahlipencicip yang disewa. Kemudian usaha itu melibatkan lebih banyak kalangan dan berhasil. Caranya. Arsen itu ditempatkan dalam air dingin dan Britannicus dilayanisecara berlebihan dengan sop panas. Ahli pengecap mendemontrasikan keamanansop, tetapi dia tidak mengulangi pengujian sesudah sop itu ditambah air dingin untuk mendinginkannya.

Disini dongeng dan takhyul membumbui cerita itu. Nero menyatakan bahwaBritannicus telah mati karena Epilepsi dan memerintahkan mempercepat penguburanuntuk mencegah yang lain-lainya melihat penghitaman tubuhnya yang diyakiniakibat keracunan. Seperti kelanjutan dongeng, jenazah dicat dengan kosmetik untukmenyembunyikan perbuatan pengecut itu, tetapi satu angin topan mengamuk sehingga kosmetik-kosmetika itu tercuci, dan terbongkarlah penghianatan Nero.

Abad Pertengahan :
Sebelum masa Renaissance dan meluas sampai periode itu, orang-orang ltalia dengan faham pragmatismenya (memandang sesuatu berdasarkan gunanya) telah membawa seni meracun ke puncaknya. Pada masa ini tukang racun telah menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sedikitnya sebagai alat politik. Catatan-catatan dari dewan seperti Florence, dan terutama dewan 10 dari Venice, yang bernama buruk. berisi banyak kesaksian mengenai pemakaian racun secara politik. Korban-korban disebut namanya, harga-harga dibuat, kontrak dicatat, dan apabila pembunuhan telah selesai, pembayaran dilaksakanakan. Catatan "Factum" sering terlihat sesudah masuk kedalam arsip-arsip, menunjukkan keberhasilan penyelesaian dari jual beli tersebut.

Dengan cara-cara yang kurang terorganisir tetapi lebih bermacam-macam, warga Italia juga mempraktekkan seni peracunan ini. Figur yang terkenal pada saat itu adalah seorang wanita bernama Toffana yang menjajakan kosmetik yang dipersiapkan secara khusus mengandung Arsen (Aqua Toffana). Mengiringi produk itu ada instruksi yang tepat mengenai penggunaannya. Toffana berhasil berkat bantuan seorang pemalsu yang genius dalam berorganisasi, Hyronima Spara, yang menyediakan satu perangsang baru melalui pengarahan kegiatannya ke sasaransasaran perkawinan tertentu dan sasaran moneter. Satu club local dibentuk yang terdiri dari wanita-wanita rumah tangga, kaya dan muda, yang segera menjadi satu  klub anak muda yang memenuhi syarat, janda-janda kaya, berbentuk kenangkenangan mengenai kelompok-kelompok keibuan beberapa abad sebelumnya. Diantara kelaurga-keluarga yang menonjol dalam penggunaan racun, yang terkenal adalah Borgias. Meskipun tidak keraguan bahwa mereka adalah diantara pengusaha terkemuka dibidang ini, mereka mungkin memperoleh kredit melebihi hak mereka. Beberapa kematian yang dikaitkan dengan keracunan, sekarang dikenali akibat penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, yang cukup buruk sehingga membuat Roma tak dapat didiami selama musim panas. Bagaimanapun, jelas bahwa AlexanderVi, anak Cesare dan Lucretia sangat aktif. Disamping sebab-sebab pribadi, penerapan trampil dari racun-racun ke kalangan tinggi gereja, membesarkan perolehan-perolehan Papacy yang merupakan pewaris utama.
Satu kumpulan keluarga dari pihak ibu yang jadi suri tauladan pada saat itu adalah Catherine De Medici. Catherine, meskipun tidak begitu didongengkan secara keseluruhan sebagaimana keluarga-keluarga Borgia dan nenek-nenek moyangnya, selaras dengan waktuya, merupakan seorang pelaku dari seni penerapan toksikologi. Dia juga menciptakan suatu ekspor yang besar dari Italia ke Prancis. Seperti terlihat semua menjadi biasa dalam peride ini, sasaran wanita-wanita adalah suamisuaminya. Bagaimanapun, tidak seperti yang lain-lainya pada periode sebelumnya, kumpulan yang ditampilkan oleh Catherine bergantung pada bukti langsung untuk sampai pada senyawa-senyawa yang sangat berguna ketujuan mereka. Dengan menyamar memberikan makanan untuk orang sakit dan orang miskin, Catherine mencoba campuran toksis, mencatat dengan hati-hati tanggapan terhadap racun (timbulnya aksi) kegunaan persenyawaan (kekuatan), tingkat tanggapan bagian tubuh (specifitas, tempat kerja) dan keluhan-keluhan dan sasaran sytom and Sign). Jelas Catherine pantas diberi penghargaan sebagai ahli toksikologi yang pertama yang tidak terlatih secara eksperiment. 
Puncak dari praktek di Perancis ditampilkan oleh komersialisasi dari pelayanan oleh Catherine Deshayes yang memperoleh julukan La Voisine. Perusahaannya dibubarkan akibat penghukuman matinya. Percobaannya adalah satu dari yang sangat terkenal dari yang dipegang oleh Chamber Ardente, suatu komisi hukum yang khusus yang ditetapkan oleh Louis untuk mencoba kasus-kasus demikian tanpa memperdulikan umur, sex atau asal bangsanya. La Voisine dihuku dari beberapa peracunan-peracunan, meliputi lebih 2000 bayi-bayi diantara sasarannya. Selama abad pertengahan sampai Tenaissance, peracunan terlihat telah diterima sebagai satu bahaya dari kehidupan normal. Dia memiliki beberapa unsur olah raga,dengan satu sandi, aturan tak tertulis rnengenai penghargaan dan satu sikap yang menyerahkan kepada nasib dari sebagian sasaran yang dipilih. Alat-alat dan cara-cara peracunan berkembang biak pada satu kecepatan yang rnembahayakan. Chamber Ardente yang didirikan di Perancis adalah alat pencegah agar membuat praktek tersebut lebih berbahaya bagi peracun-peracun, namun dia tertinggal akibat kemunculan cara-cara yang lebih canggih.
Orang lain yang sumbangannya ketoksikologi telah aman melalui tahun-tahun itu adalah Moses bin Maimon atau Maimonides (1135-1204). Sebagai tambahan menjadi ahli fisika yang mampu dan cukup dihormati, maimonides adalah juga seorang penulis yang produktif. Bukunya yang berjudul racun-racun dan antidotumdotumnya berisi satu petunjuk pertolongan ke pengobatan keracunan-keracunan kecelakaan dan disengaja dan gigitan-gigitan serangga, ular dan anjing gila. Maimonides menyarankan pengisapan diterapkan ke sengatan serangga atau gigitan binatang sebagai satu cara pengeluaran racun, dan menyarankan penerapan satu pengikatan yang ketat diatas satu luka pada satu anggota gerak. Dia juga mencatat bahwa penyerapan toksin-toksin dari lambung dapat ditunda oleh pemberian bahanbahan  berminyak seperti susu, keju atau krem. Sebagai pengamat-pengamat yang kritis dan hati-hati, Maimonides menolak sejumlah obat-obat yang terkenal pada waktu itu sesudah mendapati bahwa mereka tidak effektif dan menyebutkan terhadap kemanjuran yang lain.
Abad Terang :
Pada akhir abad pertengahan, orang yang terkenal dalam ilmu dan kedokteran adalah P.A.T.B von Hohenheim-Paracelcus (1493-1541). Diantara masaAristoteles dan Paracelcus hanya sedikit perubahan dalam ilmu-ilmu biomedis. Dalam abad ke 16 terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan gereja diikuti oleh serangan atas kekuasaan yang sejajar dengan Tuhan, yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Hipocrates dan Galen. Paracelcus secara pribadi dan professional mewujudkan mutumutu yang banyak mendorong perubahan-perubahan dalam periode ini. Dia dan zamannya sangat penting karena berdiri diantara filosofi dan sihir kuno klassik dan falsafat dan ilmu yang diinginkan untuk kita oleh orang-orang dari abad ke 17 dan 18. Orang dapat dengan jelas memastikan cara pendekatan Paracelcus, titik pandangnya, dan luasnya minat kedisiplin ilmu yang sekarang dikenal sebagai
Toksikologi. 

Paracelcus kemudian merumuskan pandangan-pandangan yang revolusioner yang tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur toksikologi yang ada. Dia mengangkat fokus mengenai " toksikon" yang merupakan zat kimia yang sungguh-sungguh ada. Satu pandangan yang diberikan oleh Paracelcus yang menjadi sumbangan yang djunjung tinggi adalah :
  • percobaan merupakan hal yang penting dalam pemeriksaan respon-respon terhadap zat kimia.
  • orang harus membedakan mengenai sifat-sifat pengobatan dan sifat-sifat racun dari suatu zat kimia.
  • sifat-sifat ini kadang-kadang, tetapi tidak selalu, sukar dibedakan kecuali oleh Dosis.
  • orang harus menegaskan tentang tingkat kespesifikan dari zat-zat kimia dan effek pengobatan dan effek toksisnya.
Pandangan yang belakangan merupakan pengenalan dari "peluru sihir' dari Paul Ehrlich dan indeks therapy. Selanjutnya, memberikan pengertian yang jelas mengenai hubungan dosis-respon yang merupakan pertahanan toksikologi (Pacher 1961). Sumbangan penting lainnya adalah bukunya yang berjudul Bergsucht yang berisikan penjelasan mengenai penyakit-penyakit akibat kerja dari penambangpenambang. Buku ini berisikan mengenai pengamatan klinik dari keracunan Arsen krosnis dan merkuri dan rincian serangan-serangan asthma clan simstom gastro intestinal dari penyakit-penyakit penambang. 
Toksikologi Modern :
Sering disebut sebagai penemu toksikologi adalah Mattieu Yoseph Bonaventura Orlila (1787-1853), seorang dokter Spanyol, yang bertugas sebagai dokter pribadi Louis XVIII dari Prancis dan salah seorang pimpinan Universitas Paris. Orfilla adalah orang pertama yang berusaha menghubungkan secara sistematis diantara informasi kimia dan biologis dari racun. Banyak sumbangansumbanganmya
berdasarkan pengamatan pribadi mengenai pengaruh racun-racun dalam beberapa ribu anjing-anjing. Dia juga menetapkan toksikologi sebagai suatu disiplin ilmu dan menetapkan toksikologi sebagai satu pelajaran mengenai racunracun. 
Orfilla juga mengajukan hubungan kimia dengan ilmu hukum. Dia menunjukkan perlunya analisa kimia dalam pembuktian hokum dari keracunan yang mematikan dan dia menemukan cara-cara untuk menemukan racun-racun, yang beberapa diantaranya masih dipergunakan sampai sekarang. Satu hasil besar dari aktifitasnya adalah timbulnya bahan otopsi untuk tujuan penemuan dari keracunan kecelakaan dan keracunan-keracunan yang disengaja. Pengenalan mengenai pendekatan ini hidup terus dalam toksikologi modern sebagai satu bidang khusus yakni Forensic Toxicologi. Masa dari toksikologi modern ditandai oleh Orfilla dengan dimulainya sejumlah perkembangan-perkembangan analisa yang membuat peracunan dapat ditemukan. Hubungan yang erat diantara racun-racun dan yang gaib yang berkembang sebelumnya mulai ditinggalkan dengan kedatangan test-test untuk menentukan apakah telah terjadi satu pembunuhan. Untuk contoh. test untuk Arsen oleh Marsh, 1836, telah menyingkirkan satu hal yang tidak diketahui dan tidak ditemukan mengenai zat-zat yang banyak digunakan untuk pembunuhan. 
Minat ke zat-zat racun merupakan hal yang biasa diantara beberapa ahli-ahli fisiologi yang terkemuka dari abad-abad 18 dan 19. Farancois Magendi (1783 -1855) menghabiskan sebagian waktunya dalam memahami mengenai mekanisme kerja dari emetin dan strikhnin. Dia juga tertarik dengan racun-racun anak panah yang digunakan suku-suku primitif dan memulai pemahaman kerja mereka (lihat Olmsted.
1944) Magendi mengalihkan minatnya ini kepada muridnya yang juga terkenal yang bernama Calude Bernard (1813-1878). Dia melanjutkan pemahaman mengenai racun-racun anak panah dan melaporkan satu percobaan klasik yang menentukan tempat kerja Curare yang menyongkong laporan sebelumnya dari Kolliker pada Wurtzburg (Bernard 1850). Bernard meyakini dan meyebarkan pandangan bahwa "analisa fisiologis dari sistim organic dapat dikerjakan dengan bantuan agent-agent
toksis". Bernard tekun menerapkan azas ini, menggunakan agent-agent lain disamping currage, termasuk strychnine dengan Haemoglobin. (Bernard, dialih bahasa oleh Greene, 1949). Louis Lewin (1854-1929) merupakan seorang yang luar biasa dalam Toksikologi. Dia banyak menerbitkan tulisan-tulisan mengenai toksikologi metil alcohol) etil alcohol, dan alkohol-alkohol yang lebih tinggi, kloroform, penggunaan opiat kronis dan bahan-bahan hallucinogen yang dikandung dalam tumbuh-tumbuhan. Diantara penerbitan-penerbitannya antara lain adalah :
  • A Toxicologist's View of World Histry
  • A Text book of Toxicology
Yang mempelajari toxikologi orfilla dan menghasilkan satu karya besar atas racunracun (184.5).
Rudolf Kobert (18.54-1918), seorang murid Oswald Schmiedberg dan Lewin juga menghasilkan satu texbook dari toksikologi (1893).

Dalam abad ke 20 : perkembangan toksikologi terjadi cepat. Pada satu pihak, disana ada beberapa mengenai agent-agent toksik dan agent terapi yang bertindak sebagai titik awal untuk pemahaman-pemahaman dasar dari mekanisme, misalnya perkembangan oleh Rudolf Peter dkk (1945) mengenai Dimercaprol (DAL) sebagai satu antidotum ke Arsen yang dikandung gas-gas perang dan pemahamanpemahaman mengenai mekanisme kerja BAL atas Arsen-arsen organic oleh Carl Voegtlin dkk (1923). Dipihak lain, disana ada perkembangan-perkembangan yang mengarah ke penemuan dan pemahaman zat-zat toksik untuk penggunaan oleh manusia, seperti penemuan dan pemahaman DDT oleh Paul Muller dan penemuan dan pemahaman dari senyawa-senyawa insektisida organo fosfat oleh Willy lange dan Germard Schrader. Toksikologi berkembang cepat mengikuti semakin halusnya tehnik-tehnik analisa ini.
Peran-peran Toksikologi :
Toksikologi modern menunjukkan perkembangan yang lebih luas dari perkembangan sederhana dizamannya orfilla. Ini terlihat dari minat dan aktifitas yang hebat dalam menguraikan Toksikologi. Racun-racun yang ekonomis dan strukturnya rumit yang ada sekarang merupakan hasil ketekunan ahli kimia, ahli pertanian, ahli botani dan ahli entomologi. Racun-racun ini juga menimbulkan tantangan-tantangan dalam bidang keseimbangan ekologi melalui pengamatan lingkungan, maupun perlindungan terhadap kesehatan manusia. 
Pada pengolahan makanan-makanan sering ditambahkan bahan additif guna pengawetannya maupun kesegarannya dan kelezatannya. Dalam hal ini toksikologi berperan penting dalam menjamin keamanan dari bahan yang ditambahkan. Pada obat-obatan yang digunakan dimana rumusnya semakin rumit, kekuatan semakin besar, jenisnya semakin bermacam-macam, disini toksikologi berperan sekali mengenai masalah keanlanan penggunaan obat-obatan ini. Pada kasus-kasus pengobatan yang terkait dengan masalah huku maupun social, maka disini juga ahliahli toksikologi turut berperan.
Dalam industri-industri banyak pemaparan-pemaparan toksis yang dihadapi oleh para karyawan maupun masyarakat lingkungannya berasal dari proses industrinya maupun pencemaran terhadap lingkungannya. Untuk mencegah dan mengatasi bahaya-bahaya industri ini, toksikologi juga penting peranannya. Misalnya di Amerika, untuk menanggulangi bahaya industri ini ada undang-undangnya. yakni Tosca (Toxic Substance Control ACT) dan badan yang mengurusnya yakni EPA (Environmental Potential Agency). Para ahli Toksikologi di EPA inilah yang akan menentukan apakah suatu hasil produksi aman atau tidak bagi kesehatan manusia.


KEPUSTAKAAN :
  1. John Doull, MD, PhD : Toxicology: The Basic Science of Poisons. Second Edition, Macmillan Publishing Co, Inc, New York, 1980
  2. B.G. Katzung : FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK Alih bahasa : dr.Binawati H.K. dkk : ECG 1986 
  3. Gilbert W Castellan : Physical Chemistry University of Maryland. Second Edition.Addison Wesley Publishing Company 1971
  4. Lloyd N Ferguson: Textbook of Organic ChemistryHoward University 2nd Edition van nostrand reinhold Company

GENTAMICIN


Sifat fisikokimia :
Serbuk agak keputih-putihan. Larut baik dalam air, tidak larut dalam alkohol, aseton, kloroform, eter dan benzen.
Golongan/kelas terapi : Anti infeksi
Nama dagang :
Genoptik, gentak, gentamerc, gentana, diprogenta
Indikasi :
Infeksi
Gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif  (Staphylococcus),  infeksi tulang, infeksi saluran nafas,  infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian :
Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit
Dosis umum :
Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m
Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m
Note : Usual dose yang lebih tinggi dan/atau frekuensi yang lebih tinggi (setiap 6 jam) yang diberikan pada kondisi klinik secara selektif ( cystic fibrosis) data serum level yang dibutuhkan
Anak dan dewasa :
Intratekal : 4 – 8 mg/hari
Optalmik :
Salep : Dioleskan pada mata 2 – 3 kali sehari sampai setiap 3 – 4 kali
Tetes mata : Teteskan pada mata yang sakit 1 – 2 tetes setiap 2 – 4 jam, naikan 2 tetes setiap jam untuk infeksi parah
Topikal :
Salep : Salep dioleskan pada kulit yang sakit  3 – 4 kali sehari
Dewasa : Diberikan secara i. v. atau i. M
Konfensional : 1 – 2,5 mg/kg BB/ dosis setiap 8 – 12 jam untuk mendapatkan kadar puncak secara cepat pada terapi, dosis inisial yang lebih tinggi dapat diberikan dengan pertimbangan yang cermat untuk pasien jika cairan ekstraseluler meningkat
Dosis tunggal : 4 – 7 mg/kg BB/dosis tunggal/hari; beberapa klinisi memberikan rekomendasi dosis tersebut untuk pasien yang fungsi ginjalnya normal
Indikasi spesifik :
Bruselosis : 240 mg/hari i.m.  atu 5 mg/kg BB/hari secara i. v. selama 7 hari. Dapat juga dikombinasi dengan Doxyciclin
Kolangitis : 4 – 6 mg/kg BB/hari dikombinasi dengan Ampisilin
Divertikulitis (komplikasi) : 1,5 – 2 mg/kg BB setiap 8 jam  (kombinasi dengan Ampisilin dan Metronidazol)
Parameter farmakokinetik dan farmakodinamik :
Didistribusikan melalui plesenta
Volume distribusi meningkat pada odem, asites dan menurun pada dehidrasi
Neonatus : 0,4- 0,6 per kg BB
Anak 0,3 -0,35 /kg BB
Dewasa 0,2-0,3 /kg BB
Protein binding : < 30 %
Waktu paruh eliminasi :
Infant : umur < 1 minggu  3-11,5 jam. 1 minggu -6 bulan 3-3,5 jam
Dewasa ; 1,5-3 jam
Pasien dengan gangguan ginjal 36-70 jam
Kadar puncak serum : i.m 30-90 menit; i.v. 30 menit setelah pemberian dengan infus
Ekskresi : Urin
Ekskresi urin : 90%

Stabilitas     :
Stabil selama 30 hari setelah kemasan ditusuk
Stabil selama 24 pada suhu kamar dalam campuran NaCl fisiologis atau Dextrosa 5%
Penyimpanan :
Tidak berwarna sampai kuning muda pada penyimpanan  pada suhu 2% - 30%
Jangan disimpan di refrigerator
Kontra indikasi :
Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
Efek samping :
> 10%
Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo, ataxia), Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability, Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas (vestibular), Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin)
1% - 10%
Cardiovaskuler : Edeme, Kulit : rash, gatal, kemerahan
< 10%
Agranulositosis, Reaksi alergi, Dyspnea, Granulocytopenia,  Fotosensitif, Pseudomotor Cerebral, Trombositopeni
Interaksi :
Dengan obat lain
Penisilin, Sefalosporin, Amfoterisin B, Diuretik  dapat meningkatkan efek nefrotoksik, efek potensiasi dengan neuromuscular blocking agent
Dengan makanan
Harus dipertimbangkan terhadap diet makanan yang mengandung Calcium, magnesium , potassium 
Pengaruh :
Terhadap kehamilan  masuk dalam golongan faktor resiko C, terhadap ibu menyusui obat ini di ekskresi melalui ASI dalam jumlah kecil
Parameter monitoring :
Analisis urin, jumlah urin yang keluar BUN, serum kreatinin, pemantauan pendengaran  untuk pemakaian > dari 2 minggu
Beberapa derivat Penisilin dapat mempercepat degradasi aminoglikosida secara in-vitro
Bentuk sediaan :
Krim topikal sebagai sulfat 0,1%, infus sebagai sulfat 40 mg 60 mg 70 mg 80 mg 90 mg 100 mg 120 mg, larutan injeksi sebagai sulfat 10 mg/ml, tetas mata sebagai sulfat 0,3%, salep mata sebagai sulfat 0,3%, salep kulit 0,1%